Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam merupakan kisah sarat dengan peringatan bagi kaum muslimin. Sebagai manusia pilihan, ia telah diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan kematian, melihat surga, dan melihat neraka. Pengalaman yang pastinya akan membuat bergidik bulu roma. Bagaimana tidak? Kematian dan neraka yang biasanya ditakuti manusia, ternyata justru ingin dirasakan sendiri oleh Nabi Idris.
Nabi Idris sendiri merupakan putra Qabil bersama Iqlima, putra putri Nabi Adam AS. Dengan kata lain, Nabi Idris merupakan cucu atau keturunan keenam dari Nabi Adam AS. Dengan berbagai pengalaman yang diberikan tersebut, Allah memberi tugas kepada Nabi Idris untuk mengajak seluruh manusia agar selalu berjalan di jalan kebenaran.
Nama Idris diberikan karena ia senang belajar. Kemampuannya terhadap berbagai ilmu pengetahuan sangatlah tinggi, seperti perbintangan, membaca fenomena alam, berhitung, merawat kuda, menjahit pakaian, dan sebagainya. Ia juga dikenal dengan sebutan “Asadul Usud” yang berarti singa, karena tidak pernah takut dan putus asa saat menjalankan tugasnya sebagai Nabi. Ia juga sangat ramah, pemaaf, dan tidak sombong. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Nabi Idris AS, sekaligus perjalanan selama hidupnya, berikut ini kisah lengkapnya.
Nabi Idris dan Malaikat Izroil
Sebagai seorang nabi yang mendapat tugas dari Allah untuk mengajak umat manusia berbuat kebaikan, ia bersahabat dekat dengan beberapa malaikat, termasuk malaikat Izroil, sang pencabut nyawa. Suatu saat, malaikat Izroil meminta ijin kepada Allah untuk mengunjungi Nabi Idris karena merasa sangat kangen kepada beliau. Setelah mendapatkan ijin, malaikat pun mendatangi Nabi Idris dengan menyamar sebagai seorang pria yang membawa banyak buah-buahan.
Nabi Idris heran saat pria tersebut menolak untuk memakan bersama buah-buahan yang dibawanya. Tapi, keheranannya ia tepiskan dan mengajak sang tamu untuk berjalan-jalan. Selama empat hari mereka bersama dan semakin akrab. Lama kelamaan, Nabi Idris merasa curiga dengan tamunya tersebut dan bertanya tentang jati dirinya sebenarnya. Akhirnya, pria itu mengaku bahwa dirinya adalah Malaikat Izroil, sahabat Nabi Idris sendiri.
Mengetahui hal tersebut, Nabi Idris terkejut. Ia bertanya apakah kedatangan malaikat tersebut hendak mencabut nyawanya ataukah hanya sekadar berkunjung. Setelah mendengar bahwa sang malaikat hanya ingin mengunjunginya, Nabi Idris sedikit lega. Namun, ia kembali heran, bagaimana sang malaikat menjalankan tugasnya sebagai pencabut nyawa jika selama empat hari ini bersama dengannya. Ternyata, meskipun bersama Nabi Idris selama empat hari, malaikat Izroil tetap bisa menjalankan tugasnya sebagai pencabut nyawa. Bagi sang malaikat, mencabut nyawa sudah seperti menyantap makanan setiap hari.
Rasa penasaran Nabi Idris tentang kematian semakin menjadi hingga ia meminta malaikat untuk mencabut nyawanya. Ia ingin merasakan sendiri rasanya sakaratul maut. Dengan begitu, ia tidak hanya omong kosong saat berdakwah saat menceritakan tentang kematian yang belum pernah ia rasakan. Atas seijin Allah, permintaan Nabi Idris pun dikabulkan. Tak berapa lama, atas seijin Allah juga, Nabi Idris dihidupkan kembali.
Begitu hidup kembali, Nabi Idris menangis sejadi-jadinya. Saat ditanya malaikat Izroil bagaimana rasanya sakaratul maut, Nabi Idris mengataskan sangat sakit. Rasanya dapat diibaratkan seperti seekor binatang yang dikuliti hidup-hidup dan sakaratul maut lebih sakit daripada rasa itu. Padahal, menurut Malaikat Izroil, ia belum pernah mencabut nyawa manusia sepelan dan sehati-hati saat mencabut nyawa Nabi Idris tadi. Setelah itu, Nabi Idris semakin semangat untuk mengajak kepada manusia menuju jalan kebaikan.
Pengalamannya dalam merasakan sakaratul maut ia ceritakan saat berdakwah sehingga setiap manusia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Menjalankan semua kebaikan di dunia dan menjauhi larangan Allah merupakan jalan satu-satunya agar sakaratul maut terasa lebih ringan. Meskipun mendapatkan cibiran dan cemoohan dari orang lain, Nabi Idris tetap tidak kenal menyerah untuk terus mengajak manusia pada kebaikan.
Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka
Dalam kesempatan lain, saat Nabi Idris dan Malaikat Izroil sedang beribadah bersama, Nabi Idris meminta sang malaikat untuk mengajaknya ke neraka. Permintaan yang cukup aneh tersebut tentu membuat gamang Malaikat Izroil. Ia berkata bahwa tidak ada seorang pun, bahkan malaikat sekalipun, yang berani melihat neraka. Namun, dengan seijin Allah, malaikat Izroil kemudian membawa sang nabi ke neraka terlebih dahulu.
Namun, baru saja mereka mendekati neraka, Nabi Idris tiba-tiba pingsan saat melihat Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat ini mempunyai sosok yang sangat menakutkan. Belum lagi pemandangan yang mengerikan saat sang malaikat menyeret dan menyiksa manusia yang tidak taat kepada Allah selama hidupnya. Api juga berkobar sangat besar membakar tubuh-tubuh manusia tersebut hingga meleleh. Suara gemuruh api seakan memberi isyarat betapa panasnya api tersebut.
Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan di dunia ini selain pemandangan di neraka. Karena tidak sanggup melihat lebih lama lagi, Nabi Idris kemudian meminta Malaikat Izroil untuk membawanya pergi dari tempat itu. Tubuh Nabi Idris menjadi lemas saat meninggalkan neraka. Namun begitu, keimanannya menjadi semakin tebal kepada Allah.
Nabi Idris kemudian meminta kembali kepada Malaikat Izroil untuk melihat surga. Atas ijin Allah, Nabi Idris pun dipersilakan untuk memasuki surga. Di tempat ini pun, Nabi Idris kembali pingsan. Namun, bukan karena ketakutan, tapi ketakjubannya melihat pesona surga yang luar biasa. Sungai jernih, pohon-pohon rindang dengan buah dari emas, juga istana-istana megah terpampang di depan mata. Belum lagi adanya bidadari yang siap melayani setiap penghuni surga.
Pemandangan ini tentu membuat betah sang nabi. Bahkan, ia menjadi enggan untuk diajak kembali ke bumi oleh Malaikat Izroil. Atas ijin Allah, akhirnya Nabi Idris dipersilalkan untuk menghuni surga tersebut. Allah berfirman bahwa Nabi Idris memang salah satu ahli surganya.
Mukjizat Nabi Idris
Ada banyak mukjizat yang dimiliki Nabi Idris, antara lain:
- Orang pertama yang pandai membaca dan menulis.
- Orang pertama yang mempunyai berbagai ilmu pengetahuan.
- Orang pertama yang mendapat wahyu dari Malaikat Jibril di usia 82 tahun.
- Orang pertama yang dapat merasakan kematian dua kali.
- Orang pertama yang dapat melihat neraka dan surga.
Kisah Cinta Nabi Idris
Tidak sumber yang menceritakan tentang kisah cinta Nabi Idris. Hanya saja, setelah perjalanannya ke neraka, Nabi Idris menangis selama tiga hari tiga malam dan mengisi waktunya hanya untuk beribadah kepada Allah. Tak berapa lama kemudian, ia menikah dengan seorang wanita dan dikaruniai seorang putra bernama Mutawaslikh. Kepada putranya inilah Nabi Idris memindahkan “Nur” yang terletak di dahi Nabi Idris dan merupakan warisan Nabi Adam di dahi Mutawaslikh.
Meninggalnya Nabi Idris
Sebelum Nabi Idris diangkat Allah ke langit di usia 300-an tahun, ia berpesan kepada keturunannya agar terus beribadah kepada Allah serta tidak lupa akan semua ajaran yang pernah diberikannya. Selama berdakwah, ada beberapa poin penting pengajarannya, yaitu:
- Melakukan shalat jenazah sebagai penghormatan.
- Selalu bersyukur atas nikmat Allah.
- Ikhlas dalam beribadah kepada Allah.
- Hindari rasa dengki atas rejeki orang lain.
- Jangan menumpuk-numpuk harta.
- Mengisi kehidupan dengan hikmah kebajikan.